Saturday, December 5, 2009

BUAH PENGORBANAN

Sederet fakta dicatat dalam Al Quran dan lembaran sejarah bahwa kemenangan serta

keberkahan hidup adalah buah dari pengorbanan.

Pengorbanan ibunda Nabiyullah Musa a.s ketika harus melepaskan putra

kesayangannya ke arus sungai nil, demi memilih janji Allah daripada memperturutkan

keinginan perasaannya untuk mendekap erat-erat sang bayi yang ia sayangi. Dengan

pengorbanannya yang tulus itu maka endingnya adalah:

“Kami kembalikan Musa kepadamu dan kami mengangkatnya menjadi salah seorang

Rasul”.

Kekuatan iman serta keikhlasan Nabiyullah Ibrahim a.s saat mengorbankan putra

kesayangannya Ismail a.s untuk disembelih dengan tangannya sendiri telah

mengantarkan beliau untuk menerima surat pengangkatan dari Allah sebagai imam

bagi para shalihin.

“Aku menetapkanmu sebagai pemimpin bagi manusia.” Dan kemudian hari

pengorbanannya itu dikekalkan dalam hari raya ‘Idul Adha dan penyembelihan

binatang kurban selam empat hari, tgl 10 s/d 13 Dzulhijjah. Ibadah yang membawa

keberkahan secara ekonomi terutama bagi fakir miskin.

Kemenangan Luth bersama tentaranya yang tinggal sedikit akibat terjadi desersi yang

dashyat, dicatat Al Quran sebagai buah pengorbanan ‘fiah qalilah’ unit kecil dari

tentara Luth. Mereka berhasil melakukan tadlhiyan ma’nawiyah, suatu pengorbanan

moril yang besar, mengalahkan nafsu minuman dalam keadaan sangat haus dan

kehabisan air. Demi ketaatan terhadap pemimpin dan memelihara disiplin tentara

mereka tidak tidak minum atau hanya minum setangkup tangan ketika menemukan

sungai yang kebeningan dan kesejukan airnya sangat menggoda. Maka mereka

mampu mengalahkan tentara Jalut yang jauh lebih banyak, tangguh serta perkasa

dengan izin Allah. Dawud pun berhasil membunuh Jalut lalu dikaruniai Allah

kekuasaan yang membawa kesejahteraan bagi kaumnya.

Tadlhiyah generasi pertama ummat Islam dari kaum Muhajirin dan Anshar yang

menjadi prolog perang badar telah mengantarkan tentara Islam yang jauh lebih kecil

kekuatannya pada kemenangan yang gemilang (nashran ‘aziza). Tapi pengorbanan

ummat ternodai dalam perang uhud, sehingga harus menerima pelajaran pahit tapi

berharga berupa kekalahan sementara.

Rakyat Indonesia dengan bersenjatakaan bambu runcing mampu mengusir penjajah,

berkat semangat dan nilai pengorbanan mereka yang agung. Rentetan fakta-fakta ini

sekali lagi hanyalah membuktikan kebenaran jaminan Allah SWT.


Pengorbanan berbuah berkah