Tuesday, March 12, 2013

Belajar Dari Pohon

"Belajar Dari Pohon" Suatu ketika, seorang guru bertanya pada Sang Maha Guru, “Wahai Maha Guru, aku ingin menjadi guru yang sejati bagi anakku, juga bagi murid-muridku. Apakah Maha Guru memiliki pesan untukku, agar setiap kali mengajar aku akan selalu teringat pesan bijaksanamu?” Sang Maha Guru terdiam sejenak. Lalu sambil tersenyum arif ia bertanya, “Apakah kamu pernah melihat pepohonan di sekitarmu?” “Ya, tentu saja,” kata si guru. Sang Maha Guru bertanya kembali, “Apakah kamu benar-benar melihat dan memperhatikan apa yang mereka lakukan?” Si guru menggaruk-garuk kepalanya, “Setahuku mereka diam saja dan tidak melakukan apa-apa.” Sang Maha Guru tersenyum lagi, lalu mulailah ia berpesan : “Jadilah seperti pohon. Perhatikanlah, ia diam tak banyak bicara hingga kamu tidak menyadari apa yang dilakukannya. Padahal ia selalu memberimu udara untuk dihisap. Lihatlah bagaimana ia memberi udara pada semua orang tanpa memandang apakah kamu miskin atau kaya. Atau apakah kamu lahir dari kelompok etnik tertentu. Ia memberi udara bagi semua orang tanpa memandang agama, ras dan suku bangsa. Apakah kamu bersedia membagi ilmumu untuk semua orang tanpa pilih kasih?” “Jadilah seperti pohon. Ia tidak banyak berbicara tapi terus bertumbuh setiap hari. Jika sudah tidak bertumbuh maka ia akan mati. Apakah dirimu merasa terus bertumbuh?” “Jadi seperti pohon. Apabila sudah besar, ia akan menaungi siapa saja yang berada dibawahnya, tak peduli itu manusia atau hewan. Apakah kamu merasa dirimu sudah semakin besar dan menaungi apa saja yang berada dibawahmu?” “Jadilah seperti pohon , yang selalu menyejukkan, memperindah dan mempercantik tempat-tempat gersang. Apakah kamu merasa kehadiranmu telah membuat hati- hati yang gersang menjadi sejuk dan indah kembali?” “Jadilah seperti pohon. Satu-satu kehidupan yang tumbuh ke atas dan berhasil melawan kuatnya gravitasi Bumi. Apakah kamu merasa dirimu telah berhasil melawan kuatnya godaan dan tantangan akan terus bertumbuh menjadi manusia dan guru yang lebih baik dari hari ke hari?” “Jadilah seperti pohon yang menyuburkan tanah di sekitarnya dan menyimpan air di bawahnya untuk kehidupan semua makhluk hidup lainnya. Apakah kamu sudah menyuburkan lingkungan sekitarmu?” “Jadilah seperti pohon, Seandainya sudah mati pun tubuhnya masih berguna bagi kesuburan tanah atau menjadi bahan baku tempat tinggal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.” Menurut Anda, apakah kita sudah lebih baik dari sebatang pohon ....? Kiriman : Bu Wahyu Windari. M.Pd

Monday, March 11, 2013

Komunikasi antar pemuka agama

JAKARTA--Komunikasi antar pemuka agama lintas agama perlu terus dilakujkan dan dikembangkan. Baik antar pemuka agama lintas agama puisat dan daerah, juga antar pemuka lintas agama di masing-masing daerah. Ini ditegaskan Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Litbang Depag, Prof.H.Abdul Rahman Mas'ud, PhD pada pertemuan pradialog Pengembangan Wawasan Multikultural antar pemuka agama pusat dan daerah di Jakarta, Senin (16/11). ''Seperti diketahui, masyarakat Indonesia yang majemuk memang rentan terhadap kemungkinan timbulnya kesalahpahaman yang menjurus ke arah terjadinya konflik,'' tegas Mas'ud. Karenanya mneurut Mas'ud, Litbang Depag memiliki program kegiatan dialog antar pemuka agama lintas agama di tingkat pusat dan daerah. Kegiatan ini digelar di sejumlah provinsi di Indonesia. Dijadwalkan, sejumlah pemuka agama pusat lintas agama akan melakukan kunjungan dialog ke Ambon pada Jumat mendatang. ''Melalui kegiatan ini, selain dijalin hubungan yang lebih harmonis antara pemimpin agama dari agama yang berbeda, juga dilakukan pengembangan temu wawasan. Sehingga diharapkan dapat memperluas wawasan multikulturtal serta meningkatkan keterbukaan, saling pengertian serta saling menghargai di antara pemimpin agama pusat dan daerah,'' tambah Mas'ud. Menurutnya, melalui dialog antar pemuka agama tersebut juga diharapkan dapat membangun visi dan misi bersama tentang pemeliharaan kerukunan umat beragama ke depan. Juga dapat menginventarisir kearifan-kearifan lokal yang dapat mendukung kerukunan umat beragama. ''Selain itu, diharapkan berbagai sekat perbedaan baik vertikal maupun horizontal yang ada dalam masyarakat, diharapkan dapat terjembatani,'' ungkap Mas'ud. osa/taq ( kiriman : Decky Suhardiman )