Sederet fakta dicatat dalam Al Quran dan lembaran sejarah bahwa kemenangan serta
keberkahan hidup adalah buah dari pengorbanan.
Pengorbanan ibunda Nabiyullah Musa a.s ketika harus melepaskan putra
kesayangannya ke arus sungai nil, demi memilih janji Allah daripada memperturutkan
keinginan perasaannya untuk mendekap erat-erat sang bayi yang ia sayangi. Dengan
pengorbanannya yang tulus itu maka endingnya adalah:
“Kami kembalikan Musa kepadamu dan kami mengangkatnya menjadi salah seorang
Rasul”.
Kekuatan iman serta keikhlasan Nabiyullah Ibrahim a.s saat mengorbankan putra
kesayangannya Ismail a.s untuk disembelih dengan tangannya sendiri telah
mengantarkan beliau untuk menerima surat pengangkatan dari Allah sebagai imam
bagi para shalihin.
“Aku menetapkanmu sebagai pemimpin bagi manusia.” Dan kemudian hari
pengorbanannya itu dikekalkan dalam hari raya ‘Idul Adha dan penyembelihan
binatang kurban selam empat hari, tgl 10 s/d 13 Dzulhijjah. Ibadah yang membawa
keberkahan secara ekonomi terutama bagi fakir miskin.
Kemenangan Luth bersama tentaranya yang tinggal sedikit akibat terjadi desersi yang
dashyat, dicatat Al Quran sebagai buah pengorbanan ‘fiah qalilah’ unit kecil dari
tentara Luth. Mereka berhasil melakukan tadlhiyan ma’nawiyah, suatu pengorbanan
moril yang besar, mengalahkan nafsu minuman dalam keadaan sangat haus dan
kehabisan air. Demi ketaatan terhadap pemimpin dan memelihara disiplin tentara
mereka tidak tidak minum atau hanya minum setangkup tangan ketika menemukan
sungai yang kebeningan dan kesejukan airnya sangat menggoda. Maka mereka
mampu mengalahkan tentara Jalut yang jauh lebih banyak, tangguh serta perkasa
dengan izin Allah. Dawud pun berhasil membunuh Jalut lalu dikaruniai Allah
kekuasaan yang membawa kesejahteraan bagi kaumnya.
Tadlhiyah generasi pertama ummat Islam dari kaum Muhajirin dan Anshar yang
menjadi prolog perang badar telah mengantarkan tentara Islam yang jauh lebih kecil
kekuatannya pada kemenangan yang gemilang (nashran ‘aziza). Tapi pengorbanan
ummat ternodai dalam perang uhud, sehingga harus menerima pelajaran pahit tapi
berharga berupa kekalahan sementara.
Rakyat Indonesia dengan bersenjatakaan bambu runcing mampu mengusir penjajah,
berkat semangat dan nilai pengorbanan mereka yang agung. Rentetan fakta-fakta ini
sekali lagi hanyalah membuktikan kebenaran jaminan Allah SWT.
Pengorbanan berbuah berkah