Saturday, July 13, 2013

DAMPAK RIYA’ DAN SUM’AH

Jika penyakit riya' dan sum'ah telah menggerogoti muslim, apalagi aktifis dakwah, maka dampak buruknya tidak hanya menimpa pribadi muslim dan aktifis dakwah itu, tetapi juga menimpa jama'ah. Berikut adalah beberapa dampak buruk riya' dan sum'ah itu:

1. Terhalang dari Hidayah dan Taufiq Allah
Hidayah Allah SWT adalah anugerah Allah yang dikaruniakan-Nya kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Ini hak prerogatif Allah. Ia tidak bisa dipaksa untuk menghampiri kita atau orang-orang tertentu. Kita bisa berdoa agar mendapat hidayah, namun terserah Allah apakah menurunkan hidayah-Nya atau tidak.

2. Batal Amalnya

3. Mendapat Azab di Akhirat
Amal-amal yang banyak, yang disangka membuat masuk surga, justru menyeret manusia ke neraka ketika amal-amal itu dibangun di atas riya' dan sum'ah. Seperti hadits shahih yang diriwayatkan Imam Muslim bahwa di pengadilan akhirat nanti ada 3 orang yang diadili pertama kali; orang yang mati syahid, orang alim yang mengajarkan ilmunya, dan orang kaya yang dermawan. Ketiganya menyangka akan masuk surga. Ini tercermin dari jawabannya saat ditanya tentang apa yang dilakukan dengan nikmat-nikmat itu. Tapi rupanya, Allah menilai berbeda dari persangkaan ketiga orang itu sebab mereka melakukannya karena riya' dan sum'ah. Lalu Allah memerintahkan malaikat untuk menyeret mereka ke neraka.


4. Aibnya akan terbuka baik di dunia maupun di akhirat
Orang yang riya' dan sum'ah ingin mendapatkan pujian, penghormatan, atau kedudukan dari orang lain. Namun seringkali Allah justru membuka aib orang seperti itu di dunia sehingga terbongkarlah kebusukannya.

5. Menderita Kesempitan dan Kegelisahan
Orang yang riya' atau sum'ah akan dilanda kegelisahan dalam hidupnya. Ia berada dalam dua kesempitan. Merasa sempit karena khawatir niatnya terbongkar, dan merasa sempit saat niatnya tidak tercapai. Berbeda dengan orang ikhlas yang sejak awal melakukan amal telah mendapatkan ketenangan karena Allah-lah yang melihat dan akan membalas amalnya meskipun tidak ada orang lain yang tahu.


6. Tercabutnya kewibawaan dan pengaruh
Kewibawaan seorang muslim bisa hadir karena Allah yang menanamkan pada dirinya. Maka saat seorang hamba ikhlas dalam menjalankan agama-Nya, ibadah, dan dakwah, Allah memberikan kewibawaan itu. Namun jika Allah menghinakan seseorang, maka dengan cara bagaimanapun kewibawaan itu dipoles, ia tetap saja luntur dan tak berbekas.

7. Tidak tekun dalam beramal
Karena berorientasi pandangan manusia dan materi, orang yang riya' dan sum'ah tidak akan bisa istiqamah dalam beramal. Saat manusia tidak lagi memperhatikannya, saat media tidak lagi meliputnya, saat keuntungan-keuntungan materi tidak didapatkannya, ia pun berhenti dari amal itu.

Sumber : Buku PAI

No comments:

Post a Comment