Saturday, July 20, 2013

Menjadi Manusia yang Pandai Bersyukur

Kaum Muslimin dan Muslimat yang dirahmati Allah. Pada kesempatanyang berbahagia ini,
saya mengingatkan utamanya kepada diri saya pribadi dan juga kepada kaum muslimin dan
muslimat pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Alloh, dengan
sebenar-benamya takwa yaitu ikhlas menjalankan ape yang ielah diperintahkan-Nya dan
meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan
rasa syukur kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita sedemikian
banyak ni'mat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita terima dibandingkan kesadaran dan
kesanggupan kita untuk bersyukur. Sebagaimana telah Allah, firmankan dalam .......
QS lbrahim: 34:
"dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)".
Selanjutnya saya mengajak kaum muslimin dan muslimat sekalian untuk senantiasa berdoa
kepada Allah agar melimpahkan setinggltingginya penghargaan dan penghormatan, yang
biasa kita kenal dengan istilah sholawat dan salam-sejahtera kepada pemimpin kita bersama,
teladan kita bersama... imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa dan qaa-idil
mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya nabiyullah Muhammad Sallalahu
'alaihi wa sallam, keluarganya, para shohabatnya dan para pengikutnya yeng setia hingga
akhir zaman. Dan kita berdo'a kepada Allah, semoga kita yang hadir di tempat yang baik ini
dipandang Allah layak dihimpun bersama mereka dalam kafilah panjang yang penuh berkah.
Amien, arnien ya rabbal 'aalaamien.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia, Ketika kita menggemakan takbir terutama
saat berhari raya-tersirat pemahaman bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah
Mahabesar, sementara kita yang diciptakannya adalah kecil. Kita hina dan tak punya daya
dan kekuatan untuk berkiprah, kecuali karena kemurahan dan kebesaran Allah. Karena itu,
ketika kita telah merampungkan sebuah perjuangan (baca; Ramadhan), maka perbanyaklah
takbir.

"Dan hendaklah bertakbir atas anugerah yang telah Allah berikan. Semoga kalian men3aAi
hamba-Nya yang bersyukur." (QS al-Baqarah [2]: 185). Ayat ini merupakan satu rangkaian
dengan perintah puasa (QS [2]: 183). Ramadhan mencetak kita menjadi hamba-Nya ya11g
bertakwa. Dan orang yang bertakwa, akan senantiasa mengingat kebesaran Allah, termasuk
semua nikmat yang telah diberikan kepadanya. Di lidah ia mengucapkan kalimat takbir,
dalam amal perbuatan ia menerjemahkannya dengan rasa syukur. Karena itu, menjadi pribadi
yang bertakwa belum cukup bila tidak dibarengi dengan pribadi yang bersyukur. Kenapa?
Karena maqam syukur lebih tinggi dari maqam takwa. Sebab, syukur menjadi maqam-nya
para nabi dan rasul. Karenanya, Allah menegaskan, hanya sedikit dari hamba-Nya yang
pandai bersukur (QS Saba [3a]: 13). Syukur merupakan satu stasiun hati yang akan menarik
seseorang pada zona damai, tenteram, dan bahagia. Ia juga akan mendapatkan kesuksesan
baik di dunia maupun di akhirat, sekaligus mendapatkan insentif pahala dan kenikmatan yang
terus bertambah dari Allah SWT (QS Ibrahim fta:|7).

Rasul SAW adalah manusia yang pandai bersyukur. Suatu ketika, beliau pernah ditanya Bilal,
*Apakah yang menyebabkan baginda menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa
baginda, baik yang dahulu maupun yang akan datang?" Beliau menjawab, "Tidakkah engkau
suka aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?" Dzunnun al-Mishri memberi tiga
gambaran tentang manifestasi syukur dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, kepada yang
lebih tinggi urutan dan kedudukarnya, maka ia senantiasa menaatinya (bit-tha'ah). "Hai
orang-orang beriman, taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan kepada ulil
amri di arfiarukalian ..." (QS an-Nisa [ ]: 59).

Kedua, kepada yang setara, kita mengejawantahnya dengan bil-hadiyyah. Saling tukar
pemberian. Kita harus sering-sering memberi hadiah kepada istri atau suami, saudara, teman
seperjuangan, sejawat dan relasi. Dengan cara itu, maka akan ada saling cinta dan kasih.

Ketiga, kepada yang lebih barvah dan rendah dari kita, rasa syukur dimanifestasikan dengan
bil-ihsan. Selalu memberi dan berbuat yang terbaik. Kepada anak, adik-adik, anak didik, para
pegawai, buruh, pembantu di rumah dan semua yang stratanya d"i bawah kita, haruslah kita
beri sesuatu yaog lebih baik. Jalinlah komunikasi dan berinteraksilah dengan bailq dan kalau
hendak men-tasharuf-kan rezeki, berikan dengan sesuatu yang baik (QS as-Syu'ara ll6j:215
dan al-Baqarah [2]:195). Wallahu a'Iarn.

Marilah kita tutup ceramah ini dengan berdoa bersama-sama.
A'udzubillahiminasyaithonirrojim, Bismillahinahmanirrahim Alhamdulillahirobbil'alamin
allahummagh fir lil mu'miniina wal mu'minaat wal muslimiina wal muslimaat al-ahyaa-i
minhum wal amwaat innakas samii'un qariibun mujiibud da'wat wayaa qaadhiyal haalaatYa
Allah, jadikanlah hari ini menjadi hari arnpunan bagi segala dosa kami, Hari dimana Engkau
singkapkln tabir dari hati kami, Hari dimana Engkau gantikan segala kegelapan dengan
cahaya di hati kami. Ya Allah, sucikanlah kami dari dosa-dosa, Dan bersihkanlah diri kami
dari segala aib" Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hati kami, Hiasilah diri kami dengan
kesabaran dan kesucian, Tutupilah diri kami dengan pakaian qanaah dan kerelaan. Jadikan
amal-amal kami sebagai amalan yang tulus hanya kepada-Mu, Ya Allah, sediakanlah untuk
kami sebagian dari rahmat-Mu yang luas, Berikanlah kami petunjuk kepada ajaran-ajaran-Mu
yang terang, Dan bimbinglah karni kepada kerelaan-Mu yang penuh. Rabbana atina fiddunya
hasanah, wafilakhirati hasanah, waqina'adza bannar, Subhanarobbika robbif izzati 'amma
yasifun, wassalamun'alal mursalin, Walhamdulillahirobbil'alamin.
Putri Ilwiyan Jayati (23 - XII IPA 2)

No comments:

Post a Comment